Latar Belakang
Di antara
makhluk ciptaan Tuhan yang lain manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan
yang paling sempurna. Manusia menciptakan kebudayaan yang berbeda-beda
disetiap kalangannya, dan melestarikannya secara turun temurun. Manusia
disebut sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna karena manusia
mempunyai akal budi yang diberikan oleh Tuhan agar mampu membedakan mana
yang benar dan mana yang tidak benar, juga mampu untuk berkarya di muka
bumi ini dan secara hakikatnya menjadi pemimpin di muka bumi ini.
Selain itu juga
manusia juga disebut sebagai “Makhluk Sosial” yaitu dimana manusia
tidak dapat hidup sendiri melainkan hidup berdampingan antara individu
satu dengan individu yang lain. Budaya tercipta atau terwujud merupakan
hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di dunia
ini.
Kebudayaan
mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia.Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi
manusia terhadap lingkungan alamnya.
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Manusia
Secara bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi
atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah
manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
"Manusia adalah mahluk yang luar
biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena
manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya."
B. Hakekat Manusia
Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau
sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga
dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi
jiwa sesuatu. Dikalangan tasawuf orang mencari hakikat diri manusia yang
sebenarnya, karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar
diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh,
nyawa, dan rahasia.
Hakekat Manusia menurut pandangan Islam
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh
Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.
Jadi hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT.
Penciptaan manusia terdiri dari bentuk jasmani yang bersifat kongkrit,
juga disertai pemberian sebagian Ruh ciptaan Allah SWT yang bersifat
abstrak. Manusia dicirikan oleh sebuah intelegensi sentral atau total
bukan sekedar parsial atau pinggiran. Manusia dicirikan oleh kemampuan
mengasihi dan ketulusan, bukan sekedar refles-refleks egoistis.
Sedangkan, binatang, tidak mengetahui apa-apa diluar dunia inderawi,
meskipun barangkali memiliki kepekaan tentang yang sakral. Berikut adalah hakekat manusia menurut pandangan Islam:
- Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah SWT.
Hakekat pertama ini berlaku umum bagi seluruh jagat raya dan isinya
yang bersifat baru, sebagai ciptaan Allah SWT di luar alam yang disebut
akhirat. Alam ciptaan meupakan alam nyata yang konkrit, sedang alam
akhirat merupakan ciptaan yang ghaib, kecuali Allah SWT yang bersifat
ghaib bukan ciptaan, yang ada karena adanya sendiri.
Firman Allah SWT mengenai penciptaan manusia dalam Q.S. Al-Hajj ayat 5 :
فانا خلقناكم من تراب ثم من نطفة ثم من علقة ثم من مضغة مخلقة وغير مخلقة لنبين لكم
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian
dari setetes air mani menjadi segumpal darah, menjadi segumpal daging
yang diberi bentuk dan yang tidak berbentuk, untuk Kami perlihatkan
kekuasaan Tuhanmu.”
Hakikat pertama ini berlaku pada umumnya manusia di seluruh jagad raya
sebagai ciptaan Allah diluar alam yang disebut akhirat. Alam ciptaan
merupakan alam nyata yang konkrit sedangkan alam akhirat merupakan
ciptaan yang ghaib kecuali Allah yang bersifat ghaib bukan ciptaan yang
ada karena dirinya sendiri.
- Kemandirian dan Kebersamaan (Individualitas dan Sosialita).
Kemanunggalan tubuh dan jiwa yang diciptakan Allah SWT , merupakan
satu diri individu yang berbeda dengan yang lain. setiap manusia dari
individu memiliki jati diri masing – masing. Jati diri tersebut
merupakan aspek dari fisik dan psikis di dalam kesatuan. Setiap individu
mengalami perkembangan dan berusah untuk mengenali jati dirinya
sehingga mereka menyadari bahwa jati diri mereka berbeda dengan yang
lain. Firman Allah dalam Q.S. Al-A’raf 189:
هو الذي خلقكم من نفس واحدة
“Dialah yang menciptakanmu dari satu diri”
Kebersamaan (sosialitas) hanya akan terwujud jika dalam keterhubungan
itu manusia mampu saling menempatkan sebagai subyek, untuk
memungkinkannya menjalin hubungan manusiawi yang efektif, sebagai
hubungan yang disukai dan diridhai Allah SWT. Selain itu manusia
merupakan suatu kaum (masyarakat) dalam menjalani hidup bersama dan
berhadapan dengan kaum (masyarakat) yang lain. Manusia dalam perspektif
agama Islam juga harus menyadari bahwa pemeluk agama Islam adalah
bersaudara satu dengan yang lain.
- Manusia Merupakan Makhluk yang Terbatas.
Manusia memiliki kebebasan dalam mewujudkan diri (self realization),
baik sebagai satu diri (individu) maupun sebagai makhluk social,
terrnyata tidak dapat melepaskan diri dari berbagai keterikatan yang
membatasinya. Keterikatan atau keterbatasan itu merupakan hakikat
manusia yang melekat dan dibawa sejak manusia diciptakan Allah SWT.
Keterbatasan itu berbentuk tuntutan memikul tanggung jawab yang lebih
berat daripada makhluk-makhluk lainnya. Tanggung jawab yang paling asasi
sudah dipikulkan ke pundak manusia pada saat berada dalam proses
penciptaan setiap anak cucu Adam berupa janji atau kesaksian akan
menjalani hidup di dalam fitrah beragama tauhid. Firman Allah Q.S.
Al-A’raf ayat 172 sebagai berikut:
واذ اخذ ربك من بني ادم من ظهورهم ذريتهم واشدهم على انفسهم الست بربكم قالوا بلى شهدنا
“Dan ingat lah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian jiwa mereka,
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul Engkau Tuhan kami
dan kami bersaksi.”
Kesaksian tersebut merupakan sumpah yang
mengikat atau membatasi manusia sebagai individu bahwa didalam
kehidupannya tidak akan menyembah selain Allah SWT. Bersaksi akan
menjadi manusia yang bertaqwa pada Allah SWT. Manusia tidak bebas
menyembah sesuatu selain Allah SWT, yang sebagai perbuatan syirik dan
kufur hanya akan mengantarkannya menjadi makhluk yang terkutuk dan
dimurkaiNya.
Hakekat Manusia Menurut Pandangan Umum
Pembicaraan manusia dapat ditinjau dalam berbagai perspektif,
misalnya perspektif filasafat, ekonomi, sosiologi, antropologi,
psikologi, dan spiritualitas Islam atau tasawuf, antara lain :
- Dalam perspektif filsafat.
Disimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yang berpikir karena
memiliki nalar intelektual. Dengan nalar intelektual itulah manusia
dapat berpikir, menganalisis, memperkirakan, meyimpulkan, membandingkan,
dan sebagainya. Nalar intelektual ini pula yang membuat manusia dapat
membedakan antara yang baik dan yang jelek, antara yang salah dan yang
benar.
Pada saat-saat tertentu dalam perjalanan hidupnya, manusia
mempertanyakan tentang asal-usul alam semesta dan asal-usul keber-ada-an
dirinya sendiri. Terdapat dua aliran pokok filsafat yang
memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut, yaitu Evolusionisme
dan Kreasionisme (J.D. Butler, 1968). Menurut Evolusionisme, manusia
adalah hasil puncak dari mata rantai evolusi yang terjadi di
alam semesta. Manusia sebagaimana halnya alam semesta ada dengan
sendirinya berkembang dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta. Penganut
aliran ini antara lain Herbert Spencer, Charles Darwin, dan Konosuke
Matsushita. Sebaliknya, Kreasionisme menyatakan bahwa asal usul manusia
sebagaimana halnya alam semesta adalah ciptaan suatu Creative Cause atau
Personality, yaitu Tuhan YME. Penganut aliran ini antara lain Thomas
Aquinas dan Al-Ghazali. Memang kita dapat menerima gagasan tentang
adanya proses evolusi di alam semesta termasuk pada diri
manusia, tetapi tentunya kita menolak pandangan yang menyatakan
adanya manusia di alam semesta semata-mata sebagai hasil evolusi dari
alam itu sendiri, tanpa Pencipta.
- Wujud dan Potensi Manusia.
Wujud Manusia. menurut penganut aliran Materialisme yaitu
Julien de La Mettrie bahwa esensi manusia semata-mata bersifat
badani, esensi manusia adalah tubuh atau fisiknya. Sebab itu, segala
hal yang bersifat kejiwaan, spiritual atau rohaniah dipandangnya
hanya sebagai resonansi dari berfungsinya badan atau organ
tubuh. Tubuhlah yang mempengaruhi jiwa. Contoh: Jika ada organ tubuh
luka muncullah rasa sakit. Pandangan hubungan antara badan dan
jiwa seperti itu dikenal sebagai Epiphenomenalisme (J.D. Butler,
1968). Bertentangan dengan gagasan Julien de La Metrie, menurut
Plato salah seorang penganut aliran Idealisme -bahwa esensi
manusia bersifat kejiwaan/spiritual/rohaniah. Memang Plato tidak
mengingkari adanya aspek badan, namun menurut dia jiwa mempunyai
kedudukan lebih tinggi daripada badan.
- Dalam Perspektif Ekonomi.
Dalam perspektif ekonomi, manusia adalah makhluk ekonomi, yang dalam
kehidupannya tidak dapat lepas dari persoalan-persoalan ekonomi.
Komunikasi interpersonal untuk memenuhi hajat-hajat ekonomi atau
kebutuhan-kebutuhan hidup sangat menghiasi kehidupan mereka.
- Dalam Perspektif Sosiologi.
Manusia adalah makhluk social yang sejak lahir hingga matinya tidak
pernah lepas dari manusia lainnya. Bahkan, pola hidup bersama yang
saling membutuhkan dan saling ketergantungan menjadi hal yang dinafikkan
dalam kehidupan sehari-hari manusia.
- Dalam Perspektif Antropologi.
Manusia adalah makhluk antropologis yang mengalami perubahan dan
evolusi. Ia senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan yang
dinamis.
- Dalam Perspektif Psikologi.
Manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa. Jiwa merupakan hal yang
esensisal dari diri manusia dan kemanusiaannya. Dengan jiwa inilah,
manusia dapat berkehendak, berpikir, dan berkemauan.
C. Kebudayaan Bangsa Timur
Bangsa Timur umumnya dikenal baik
dengan mengedepankan norma-norma, moral, dan etika, dan nilai adat istiadat
serta nilai kebudayaannya yang sangat dijunjung tinggi. Kepribadian Bangsa
Timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam
berpakaian serta santun dalam berperilaku. Tak heran bahwa Bangsa Timur sangat
terkenal dengan keramah tamahan penduduknya yang lebih bersahabat. Salah satu
dari bangsa timur itu adalah bangsa Indonesia.
Pada umumnya kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan
toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma,
etika serta adat istiadat yang ada. Namun walaupun kita sudah tahu
banyak tentang kepribadian bangsa Timur kita tidak bisa selalu
beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih baik dari bangsa Barat.
Karena semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya. Tidak ada di
dunia ini yang sepenuhnya baik.
Secara garis besar kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur
kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah
dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang
menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dll.
Unsur-unsur Kebudayaan Asing yang Sulit Diterima
- Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
- Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.
Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
- Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang
cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses
akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot
yang sukar menerima unsur baru.
- Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada
kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diterima atau Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru
- Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan
kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat
tersebut.
- Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
- Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses
penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima
unsur kebudayaan baru.
- Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada
unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur
kebudayaan yang baru tersebut.
- Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.
D. Pengertian Kebudayaan
Kata "kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu "buddayah" yang merupakan bentuk jamak dari kata
"budhi" yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai "hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal". Pengertian Kebudayaan secara umum
adalah
hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum
adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan. Sedangkan menurut definisi
Koentjaraningrat
yang mengatakan bahwa pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia
dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan
semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat. Senada dengan
Koentjaraningrat, didefinisikan oleh
Selo Soemardjan dan
Soelaeman Soenardi,
pada bukunya Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta :Yayasan Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964), hal 113, merumuskan
kebudayaan sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau
kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia
untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat
diabdikan untuk keperluan masyarakat. Beberapa Pengertian Kebudayaan menurut para ahli :
Kebudayaan
merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam
bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
Kebudayaan
berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib
dan damai.
Mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya
manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari
hasil budi pekertinya.
- A.L. Kroeber dan C.Kluckhohn (1952:34)
Dalam bukunyan Culture, a critical review of concepts and definitions
mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja
jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
E. Unsur-Unsur Kebudayaan
Unsur-Unsur Kebudayaan merupakan unsur-unsur yang terdapat
dalam sebuah kebudayaan sangat penting untuk memahami kebudayaan
manusia. Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture
membagi kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa di dunia dari
sistem kebudayaan yang sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga
sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon
membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau
disebut dengan kultural universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah
universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal
dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di
berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :
1. Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya
untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu
antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi
linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi
budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan
secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat
bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang
penting dalam analisa kebudayaan manusia.
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia
secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi
tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa
yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri
menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara
membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun,
subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan
batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah
perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat intensif
dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan
bahasa sering terjadi.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem
peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak
dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas
batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur
yang digunakan dalam kehidupannya
Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem
kalender pertanian tradisional yang disebut system pranatamangsa yang
sejak dahulu telah digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan
aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat
Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem
pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat curah
hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan mengetahui
kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil
pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus
peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja
sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus
mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap
ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh
melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit
Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak
mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah
ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat
apabila tidak mengetahui dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka
pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu
mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan,
binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya. Menurut
Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan
mengenai, antara lain:
-
Tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;
-
Binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;
-
Zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
-
Sifat-sifat dan tingkah laku manusia;
3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan
usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat
melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok
masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan
mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup
dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan
dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang
lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan
lokalitas geografis untuk membentuk organisasi social dalam
kehidupannya.
Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu
masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu
komunitas atau organisasi sosial.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka
akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal
para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur
teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang
dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih
sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang
termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan
kebudayaan fisik.
5. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus
kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata
pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok
masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya.
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu
masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan
sumber daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang
relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.
Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber
penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem
industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata
pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di
dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan
keterampilannya dalam mencari pekerjaan.
6. Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi
dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada
adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi
daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk
berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan
supranatural tersebut. Macam-macam paham/kepercayaan masyarakat:
Kepercayaan kepada makhluk halus dan roh merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula muncul di kalangan manusia primitif. Kepercayaan
animisme mempercayai bahwa setiap benda di Bumi ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pohon atau batu besar), mempunyai jiwa
yang mesti dihormati agar semangat tersebut tidak mengganggu manusia,
malah membantu mereka dari semangat dan roh jahat dan juga dalam
kehidupan seharian mereka.
Merupakan kepercayaan
bahwa pada benda-benda tertentu baik benda hidup atau mati bahkan juga
benda-benda ciptaan (seperti tombak dan keris) mempunyai kekuatan gaib dan
dianggap bersifat suci.
Suatu kepercayaan atau agama yang hidup pada sebuah komunitas atau organisasi yang mempercayai adanya daya atau sifat ilahi yang dikandung sebuah benda atau makhluk hidup selain manusia
. Totemisme identik dengan agama yang hidup pada peradaban kuno, misalnya peradaban bangsa Indian (daratan Amerika), Cippewa, atau Ojibwa di Amerika Utara.
7. Sistem Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian
etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional.
Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai
benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran,
dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan
manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda
seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga
meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu
masyarakat.
F. Wujud Kebudayaan.
Prof. Dr. Koentjoroningrat menguaikan tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam yaitu:
- Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-de, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
- Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
- Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak,
tidak dapat diraba dan difoto. Letaknya dalam alam pikiran manusia.
Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan dalam arsip kartu
komputer, pita komputer, dan sebagainya. Ide-ide dan gagasan manusia ini
banyak yang hidup dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat.
Gagasan-gagasan itu tidak terlepas satu sama lain melainkan saling
berkaitan menjadi suatu sistem, disebut sistem budaya atau cultural,
yang dalam bahasa Indonesia disebut adat istiadat.
Wujud kedua adalah yang disebut sistem sosial atau sosial sistem,
yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi satu dengan
lainnya dari waktu ke waktu, yang selalu menurut pola tertentu. Sistem
sosial ini bersifat konkrit sehingga bisa diobservasi, difoto dan
didokumentir.
Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh
hasil fisik karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit
berupa benda-benda yang bisa diraba, difoto dan dilihat. Ketiga wujud
kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan ideal dan adat-istiadat
mengatur dan mengarahkan tindakan manusia baik gagasan, tindakan dan
karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan secara fisik.
Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk lingkungan hidup tertentu yang
makin menjauhkan mansia dari lingkungan alamnya sehingga bisa
mempengaruhi pola berpikir dan berbuatnya.
G. Orientasi Nilai Budaya
Kluckhohn dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai
budaya merupakan sebuah konsep beruanglingkup luas yang hidup
dalam alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai
apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama
lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang
dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994)
kelima masalah pokok tersebut adalah:
1. Masalah mengenai hakekat dari hidup manusia (HK)
Hidup itu ditanggapi oleh manusia sebagai hal
yang buruk jika manusia tersebut mengalami kesulitan atau kegagalan
dalam hidupnya dan berpendapat bahwa hidup itu negatif atau buruk.
Dan menganggap kalau setiap yang baru lahir itu akan mengalami
kesulitan atau hal buruk.
2.
Masalah mengenai hakekat dari karya manusia (MK)
Karya itu untuk nafkah hidup. Sebagai contoh, seorang pencipta
lagu ( Misal : Dewiq ) yang membuat berbagai lagu untuk penyanyi
lain. Orang lain pasti menganggap bahwa karya hasil ciptaannya yang
berupa lagu untuk penyanyi baru adalah untuk membuat tenar penyanyi
tersebut. Namun, sebenarnya disisi lain Dewiq beranggapan bahwa
karyanya itu dibuat untuk orang lain adalah agar mendapat royalti
atau pendapatan dari penyanyi baru tersebut atau Produsen Musik
seperti EMI, Aquarius, NagaSwara, dsb. Jadi, sebuah karya itu
diciptakan untuk menafkahi hidup sang pembuat karya tersebut.
3.
Masalah mengenai hakekat dari kehidupan manusia dalam ruang waktu
(MW)
Orientasi ke masa kini. Sebagai contoh adalah orang – orang kaya
yang tingkat konsumsinya tinggi. Mereka hanya berpikir atau
berorientasi untuk masa kini. Mereka membeli sesuatu hanya untuk
digunakan atau untuk hura – hura di masa kini. Mereka tidak
berpikir untuk kedepannya bagaimana dan apakah kekayaan mereka bisa
untuk mencukupi kebutuhannya di masa yang akan datang. Biasanya orang
yang berpikir seperti itu selalu kesusahan di masa yang akan datang.
4.
Masalah mengenai hakekat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya
(MA)
Manusia berhasrat menguasai alam Contohnya adalah para penebang
hutan liar di Kalimantan. Mereka berusaha memanfaatkan alam untuk
kepentingan mereka sendiri. Mereka tidak memikirkan akibat yang akan
ditimbulkan dari kegiatan illegal mereka tersebut seperti terjadinya
bencana alam. Contoh lain adalah para pemburu binatang untuk
diawetkan. Mereka tidak berpikir bahwa binatang jika diburu akan
merusak habitat dan ekosistem lingkungan alam. Mereka hanya berpikir
kalau mereka mendapatkan binatang untuk diawetkan, mereka akan
mendapat uang banyak.
5.
Masalah mengenai hakekat dari hubungan manusia dengan sesamanya
(MM)
Orientasi kolateral(horizontal), rasa ketergantungan kepada
sesamanya(berjiwa gotong royong).
Manusia sejak dilahirkan itu
memiliki rasa untuk ingin hidup bersama dengan yang lain. Manusia itu
tidak bisa hidup tanpa adanya bantuan orang lain. Maka dari itu
manusia sangat tergantung pada manusia yang lain sehingga saling
membantu antara satu dengan yang lainnya. Contohnya adalah
bertetangga. Dalam bertetangga kita pasti menjalin hubungan untuk
saling membantu atau gotong royong. Suatu keluarga tanpa adanya
tetangga dalam daerahnya, maka suatu keluarga tersebut akan kesulitan
dalam menjalani hidup. Jadi manusia itu dari lahir itu memiliki rasa
ketergantungan terhadap sesamanya.
H. Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu
perbaikan dari cara cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Jadi,
perubahan kebudayaan terjadi sesuai dengan perkembangan masyarakat
pendukungnya. Tidak ada dukungan dari masyarakat, maka tidak akan ada
perubahan, baik itu ke arah positif atau negatif. Bentuk-bentuk perubahan kebudayaan antara lain:
- Perubahan yang terjadi secara lambat atau dalam istilah
lainnya terkenal dengan sebutan Evolusi. Contoh misalnya adalah evolusi
peralatan pada zaman Batu Tua. Di zaman Batu Tua, peralatan yang
digunakan oleh manusia sebagai alat untuk bertahan hidup, begitu lama
bertahan hingga ribuan tahun. Atau kalau di Indonesia adalah pada masa
Kemerdekaan, setelah dijajah selama beratus tahun.
- Perubahan yang terjadi secara cepat atau dalam istilah ilmiahnya disebut Revolusi. Salah satu contoh adalah Revolusi Industri
- Perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh kecil. Contoh mode
pakaian, tata rambut dan sebagainya. Kecil disini mengandung arti
bahwa, perubahan itu hanya terjadi bagi sebagian orang saja, tidak
menyeluruh.
- Perubahan yang pengaruhnya besar, misalnya proses
industrialisasi masyarakat agraris, atau untuk lebih gampangnya saya
contohkan dengan adanya listrik, telepon, televisi dan lain sebagainya.
- Perubahan yang direncanakan atau dikehendaki. Misalnya, dalam
arti luas bisa dicontohkan dengan adanya Repelita yang pernah
dijalankan pada masa Orde Baru. Dan dalam arti sempit, bisa dicontohkan
ketika seseorang merencanakan pernikahan. Tentu setelah nikah, ada
perubahan yang terjadi di antara pasangan nikah tersebut
- Perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan.
Contohnya gaya fashion yang kebarat-kebaratan dengan mengumbar aurat
secara vulgar di depan umum yang bisa menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan.
I. Hubungan Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa
dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang
paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan
melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan
sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh
Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun
kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari,
dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita
rasakan.
- Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan
1) Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan.
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di
Minangkabau biasanya pihak perempuan yang melamar sedangkan di Lampung,
pihak laki-laki yang melamar.
2) Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak
yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani
untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak
desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai (Sense of value)
3) Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada
lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian,
etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang.
Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan
kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4) Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5) Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian
seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu
semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul.
Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat
hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah
tempat tinggal.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat
dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat
dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain.
Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yait
1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya
dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi
kenyataan buatan manusia
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas
obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan
berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala
pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh
manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya
sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi
kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
BAB III
Kesimpulan & Saran
KESIMPULAN
Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan dan
kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi
manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun
keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan
manusia yang sesuai dengannya.
SARAN
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan
akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan
dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak
berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan
menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak
kebudayaan.
Dengan itu kita sebagai manusia yang berbudaya
kita harusnya mampu untuk terus dan tetap berbudaya sebagaimana hakikat kita
sebagai manusia
sumber:
http://nudistaku.blogspot.co.id/2013/10/makalah-hubungan-manusia-dan-kebudayaan_6.html